Iradat, Qudrat, Ilmu, Perintah Allah
--------------------------------------------
Allah punya Iradat (kehendak/keinginan). Jika Allah berkehendak, maka dia akan berbuat. Allah mampu untuk berbuat (Qudrat). Iradat dan Qudrat Allah itu azali dan baqa.
Makhluk punya sifat Iradat dan Qudrat itu, tapi tidak azali dan baqa. Makhluk punya/tidak punya MAU dan MAMPU.
Mau, Mampu : haus, ingin minum, meneguk segelas air
Mau, tidak Mampu: tidur di Jakarta, ingin tiba-tiba bangun sudah di Paris
Tidak Mau, Mampu: ingin mabuk
Tidak Mau, Tidak Mampu: ingin tidur diatas api
Sifat Iradat, dan Qudrat bagi Allah adalah sifat mumkinat (jaiz) yang Allah melaksanakan atau tidak melaksanakan terserah kepada Allah.
Seluruh perbuatan hamba baik atau buruk terjadi atas Iradat Allah (disebut Iradat Kauniah/Qadariah/Takdir).
Di Quran Allah menginginkan manusia berbuat baik, ini disebut Iradat Syar'iyyah (Iradah Hubb/Cinta Allah). Namun faktanya ada juga yg berbuat buruk dan itu terjadi. Apa yg sdh terjadi merupakan takdir, dan itu terjadi atas Iradat Allah juga (Iradat Kauniyah/Iradat Qodariyah/Takdir).
Sedangkan Iradat Syar'iyyah itu kecintaan Allah thd hal yg baik (Iradat Hubb), spt ayat yuriidullahu bikumul yusra (Allah ingin kamu dapat kemudahan, tp kadang faktanya manusia menempuh jalan yg sulit).
Allah perintahkan manusia untuk tidak mencuri. Si A mencuri semalam. Perbuatan itu terjadi atas Iradat Allah. Jika Allah tidak Iradat ke si A, maka niscaya si A akan tidak mencuri. Jadi Iradat Kauniyyah pasti terjadi, karena sudah tertulis di lauh mahfuz.
Apakah Allah zholim menentukan iradat si A mencuri? Tidak. Sebab iradat si A saat sebelum mencuri dia bisa memilih, dia iradat mencuri, atau iradat menghidari mencuri (tidak mencuri). Sewaktu dia memilih iradat mencuri, maka terjadilah pencurian itu karena ada Iradat Allah juga yang mengijinkan itu terjadi. Akan tetapi karena si A memilih iradat mencuri, maka si A itu bersalah dan berdosa.
Terjadinya pencurian oleh si A itu atas iradat Allah, dan Qudrat Allah. Dengan demikian pada hakekatnya Allah menciptakan perbuatan si A tersebut.
Allah menciptakan manusia dan perbuatannya. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
“Padahal Allah lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (Qs. Ash Shaaffat: 96).
Allah memerintahkan Iblis sujud ke Adam AS. Iblis tidak sujud (fakta). Perbuatan Iblis tidak sujud itu adalah iradah Iblis, yang dijinkan terjadi atas Iradah Allah (dan Ilmu Allah). Jika Allah berkehendak (Iradah) maka kun fayakun.
Jadi Allah perintahkan sesuatu pasti yang baik-baik. Allah perintahkan juga sesuatu meninggalkan perbuatan yang buruk. Dengan Ilmu Allah tentunya. Namun makhluk ada yang patuh atas perintah tsb dan ada yang membangkang. Semua dalam ilmu Allah.
Omnipoten Paradox
------------------------
Apakah Tuhan dapat menciptakan Tuhan lain?
Apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sangat berat sampai Dia sendiri tidak mampu mengangkatnya?
Ini pertanyaan yang salah.
Sama halnya ketika ditanya: Apakah buku itu ganteng? Ganteng adalah sifat manusia, ketika ditanyakan ke buku maka pertanyaannya jadi salah.
Dalam sifat 20, disebutkan ada sifat jaiz. Allah Maha Kuasa menciptakan apapun, tapi Allah juga punya kehendak. Jika Allah tidak berkehendak maka tidak akan terjadi sesuatu.
Idza araada syai'an an yaqullalahu kun-fayakun (surat Yasin), jika Dia ingin sesuatu Dia berkata: Jadilah, maka jadilah ia (terciptalah ia).
Kehendak Allah dari Allah sendiri tidak dipengaruhi oleh yang lain.
Fa'aalu lima yuriid (Dia berbuat sesuai kehendaknya/Iradatnya).
No comments:
Post a Comment