Sunday, December 13, 2020

Tafsir Surat An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ - ١ 

Katakan (wahai Muhammad): Aku berlindung kepada Rabb manusia.

Kenapa tidak digunakan Illah? [Bukan qul 'audzu bi ilaahinnaas]

Rabb berarti Tuhan dalam makna Dia Maha Menciptakan, Mendidik, Mengatur, Memelihara (4M). Sedangkan Ilaah adalah Tuhan dalam makna Dia satu-satunya yang layak disembah. Dengan menggunakan kata Rabb ini tergambar pengharapan bahwa sebagai Sang Pengatur (Manager) dan Pemelihara (Maitainer) maka permohonan ini -minta perlindungan- akan terkabul.

مَلِكِ النَّاسِۙ - ٢

Raja manusia.

Disini bukan digunakan  مٰلِكِ  tetapi  مَلِكِ  . Hal ini disebabkan maalik (Pemilik) biasanya digunakan untuk kepemilikan benda tidak bernyawa. Sedangkan malik (Raja) maknanya adalah Penguasa yang mengurus manusia. Penempelan (idhofah) kata malik (Raja) kepada manusia, memberikan makna bahwa manusia ini dikuasai, diatur, dan diurus oleh sang Raja. Oleh karena itu pantaslah sang Raja disembah sebagai Ilaah.

اِلٰهِ النَّاسِۙ - ٣

Ilaah Manusia.

Kata ilaah berasal dari kata aliha-ya'lahu, yang artinya tertuju, atau bermohon. Sehingga ilaah adalah Tuhan satu-satunya tempat manusia menyembah, tempat manusia memohon, karena kepadanya semua permohonan tertuju.

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ - ٤

dari syar of was-was of khannas

Aku berlindung terhadap syar (keburukan) was-was (pembisik/setan) yang khannas (bersembunyi). Syar adalah lawan dari khair. Menurut Ibnu al-Qoyyim syar bermakna sakit atau pedih dalam dua sisi:

(i) keadaan sakit, atau pedih, atau 

(ii) keadaan yang akan menghantarkan kepada sakit atau kepedihan

Contoh: ditimpa penyakit, didzolimi manusia, mendapat kecelakaan, adalah syar. Sedangkan: berbuat maksiat, menipu, berdusta, dsb, adalah keadaan yang nantinya akan berujung kepada sakit atau kepedihan.

Syar juga bermakna keburukan yang sudah terjadi atau berpotensi terjadi.

Dengan demikian surat An-Nas ini adalah, inti surat An-Nas ini kita meminta perlindungan dari keburukan yang ditimbulkan oleh setan (setan jin atau setan manusia) yang tersembunyi.

الْخَنَّاسِۖ  adalah bermakna melempem, atau mundur bersembunyi (untuk kembali tampil nantinya). Setan selalu sembunyi jika manusia awas. Jika lengah, setan akan kembali mucul menggoda. Itulah makna al-khannaas. Wazan fa'-'aalun, adalah wazan yang berarti banyak, atau berulang. Demikianlah setan senantiasa maju menggoda, dan juga bersembunyi. Jika manusia lengah, dia muncul kembali menggoda, dan mundur kembali.

Ini sesuai dengan hadist dari Ibn Abbas: "setan bercokol di hati manusia. Jika dia berdzikir, maka setan menjauh, dan jika dia lengah, setan berbisik" (HR. Bukhari).

Penggunaan kata مِنْ artinya sebagian. Ya, hanya sebagian dari manusia dan jin yang jadi setan-setan pembisik ini.  

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ - ٥

yaitu, dia was-was (membisikkan) ke dada manusia.

was-wasah adalah bisikan dalam hati (shuduur) yang dibisikkan setan agar manusia berbuat syar.

Surat An-Nas ini, menyebutkan: minta perlindungan dari was-was (bisikan setan) kepada Tuhan. Satu permintaan perlindungan, kepada 3 kata Tuhan:

o Rabb

o Malik

o Ilaah

Sedangkan dalam surat Al-Falaq, permintaan perlindungan dari 3 kejahatan (syar) makhluq sedangkan nama Tuhan yang dipanggil adalah satu (Rabb).

o min syarri ghaasiqin (gelap malam)

o min syarri naffaatsati fil 'uqad (tiupan -penyihir perempuan- pada buhul tali)

o min syarrii haasidin (orang yang hasad/iri)

فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ bisikan dalam hati. Disebutkan disini spesifik shudur. Bermakna rayuan setan kedalam hati manusia itulah musuh yang paling berbahanya. Musuh yang ada dalam diri manusia itu lebih berbahaya daripada musuh yang ada diluar manusia.


Korelasi Akhir surat-1 dan Akhir surat 114

Apa korelasi akhir surat-1 (al-Fatihah) dengan akhir surat-114 (an-Nas)? Dalam akhir surat Al-Fatihan dijelaskan permohonan manusia untuk diberi petunjuk (huda) kepada jalan lurus (shirat al-Mustaqim). Sedangkan akhir surat An-Nas, mejelaskan permohonan dua makhluk Allah yang mukallaf (yaitu Jin dan Manusia) kepada Allah sebagai Rabb, Malik, dan Ilah. Ilah artinya tertuju, dan bermohon. Memang terminal terakhir hidup kita tertuju kepada Allah. Allah ghayatuna.

Manusia dan jin, mengawali perjalanan nya meniti shirat al-mustaqim dengan meminta hudan (petunjuk) dan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dan diujung dari shirat al-mustaqim ini adalah terminal terkahir (bertemu) dengan Allah Subhanahu Wa Ta'aala.  


Allahu a'lam.

No comments:

Topik Sebelumnya

Penting:
Silahkan memperbanyak atau menyebarkan materi-materi dalam situs ini tanpa ijin apapun dari penulis.

Visitors/Hits