Wednesday, November 26, 2008

Topik 86: Apa itu tashrif?

Bismillahirrahmanirrahim.

Istilah Nahwu Shorof sering diidentikkan dengan tatabahasa arab. Dunia seputar bahasa arab, sekurangnya meliputi tiga hal: nahwu, shorof, dan balaghoh. Nahwu membicarakan mengenai hukum-hukum huruf, kata, dan kalimat, dan bagaimana bunyi akhir dari sebuah kata. Sedangkan shorof membicarakan bagaimana perubahan bentuk suatu kata kerja dari bentuk past, present, dan perintah, dan perubahan bentuk kata kerja ke kata benda turunan, dan juga perubahan bentuk kata kerja sesuai pelaku dari perbuatan tsb. Sedangkan balaghoh membicarakan tentang keindakan suatu bahasa, atau lebih memperhatikan aspek sastra dari bahasa tsb.

Inti sari nahwu adalah i'rob. Sedangkan intisari shorof adalah tashrif.

I'rob إعرب berasal dari 'arab عرب, sering disebut dengan "arabization" atau "peng-arab-an". Mengapa disebut "peng-arab-an"? Karena bahasa arab sangat kaya dengan perubahan bunyi akhir dari sebuah kata. Ambil contoh.

أذهب إلى المسجد - adzhabu ilal masjidi : saya sedang pergi ke masjid

Kata "masjid" disini dibaca "masjidi". Kenapa bukan "masjidu", atau "masjida", atau "masjidun" atau bukan "masjidan", ataupun "masjidin"? Karena begitulah aturan nahwu-nya.

Kalau kata masjid itu digunakan dalam kedudukan lain:

المسجد كبير - al-masjidu kabiirun

Disini "masjid" dibaca, "masjidu". Tidak "masjidi", atau yang lainnya. Kenapa bisa begitu? Ya karena begitulah peraturan nahwu arabic fusha (tata bahasa Al-Quran).

Terlihat bahwa, yang jadi fokus adalah cara membaca dari akhir kata, apakah berakhiran, "u" -- seperti "masjidu", atau "i" -- seperti "masjidi". Ini lah yang kita sebut dengan i'rob (arabization).

Shorof

Mengetahui i'rob belum cukup. Kita harus mengetahui shorof. Shorof ini menjelaskan perubahan bentuk kata kerja.

Seperti:

أذهب إلى المسجد - adzhabu ilal masjidi : saya sedang pergi ke masjid

Disini digunakan kata أذهب - adzhabu untuk menekankan bahwa pekerjaan "pergi" itu belum selesai.

Jika sudah selesai, maka kata kerja adzhabu berubah jadi dzahabtu.

ذهبت إلى المسجد - dzhabtu ilal masjidi : saya sudah pergi ke masjid

Ada lagi perubahan dari kata kerja ke kata benda. Contoh:

ذهب - dzahaba : pergi --> kata kerja
ذاهب - dzaahibun : orang yang pergi --> kata benda

Nah perubahan dari bentuk adzhabu ke dzahabtu inilah yang dibahas oleh Shorof. Demikian juga perubahan dari kata kerja ke kata benda ini juga dibahas dalam Shorof.

Dua hal ini (perubahan kata kerja past ke present, dan, perubahan kata kerja ke kata benda) disebut dengan Tashrif Ishtilahi.

Shorof, juga membahas perubahan bentuk kata kerja jika pelakunya berubah. Seperti dalam contoh sebelumnya, untuk pelaku "kami".

ذهبنا إلى المسجد - dzhabnaa ilal masjidi : Kami sudah pergi ke masjid

Perubahan yang seperti ini disebut Tashrif Lughowi (perubahan kata kerja karena berubahnya pelaku).

Demikian sepintas tentang pembahasan, apa itu tashrif.

Wallahu a'lam.

36 comments:

dedermani said...

Dari buku Warisan awliya karangan Fariduddin Al-Attar.Al kisah, Guru Sufi al Hallaj, Sahl bin Abdullah Tustari, Ketika berusia 12 tahun dihadapkan pada sebuah masalah, yg belum terpecahkan siapapun juga. Maka beliau pergi ke Basrah untuk mencari jawabannya. Beliau bertanya kepada para cendekia di kota itu, tapi tak seorangpun di antara mereka dapat menjawab pertanyaan itu. Dari Basrah beliau pergi ke Abaddan untuk bertemu dengan Habib bin Hamzah. Dialah yg dapat menjawab pertanyaan itu. Yg beliau tanyakan adalah: Kapan waktu itu dimulai ? jawabnya QS Annajm Ayat 13-18.
Keterangan lain : tafsir laen, dari ayat 13, jibril melihat nabi Muhammad saw pada waktu yg laen, ketika waktu dimulai, ketika nur Muhammad saw dibuat, tidak seperti terjemahan, Nabi melihat jibril pada waktu yg laen.
Saya bingung tentang kata ganti di ayat tsb, tolong minta penjelasan dar Syaikh?
Keterangan laen lagi, masih dari para warisan awliya, Abu yazid ketika Mi’raj ,sampai pada tahap melihat nur Muhammad , beliau berkata: Terlihatlah olehku seratus ribu lautan api yg tiada bertepi dan seribu tirai cahaya. Tetapi seberapa besar keinginanku, aku tak berani melihat nur Muhammad ini. Kemudian beliau mendengar perintah: Untuk melepaskan keakuanmu itu ikutilah kekasih kami, Muhammad si orang Arab. Usaplah matamu dengan debu kakinya dan ikutilah jejaknya. Wallahu’alam.

Anonymous said...

waduh saya bukan Syaikh pak hehe... pertanyaannya menyangkut tafsir ayat. sebaiknya merujuk kepada kitab-kitab tafsir.

Unknown said...

Assalamualaikum,
Saya mau nanya, bagaimana menerjemahkan "Mereka dari negara yang berbeda".

Apakah: hum min bilaadin mukhtalifatin.

Atau: hum min bilaadi mukhtalifatin.

Jazakallah khairan atas bantuannya. (:

Rafdian Rasyid said...

Mbak Eve,

Kalau yang si penutur sudah "tahu" negara yang dimaksud, maka:ِ

hum min al-bilaadi al-muktalifati

Tapi kalau belum "tahu" masih bersifat umum: al nya dibuang

hum min bilaadin mukhtalifatin

(inggriss they are from different counntries)

Bagaimana kalau dijadikan idhofah?

hum min bilaadi mukhtalifatin
(inggris: they are from countries of difference)

ya, jadinya adalah mereka itu dari negara milik difference (sama dengan: they are from countries of america -- mereka dari negara milik amerika)

allahu a'lam.

tips diet said...

nggak ada di peljaran sekolah
posting yg bermanfaat

cara mengecilkan perut said...

sekarang jadi tahu ^_^

Peluang Usaha Rumahan said...

terima kasih atas infonya

Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah said...

Assalamualaikum,
blognya bagus,
salam kenal.

Anonymous said...

mas kks pasifnya "yu'allimu" tu apa ya?
sama yang bener tu fa'il diletakkan di depan apa dibelakang fi'il? kok katanya dipembelajaran bhs arab di internet blang klo fa'il itu diletakkan di depan fi'il, maka dia bukan fa'il,bener gag mas pernyataan itu? tlong djwb ya soalnya udah sangat pnasaran nech. Terima kasih.

Anonymous said...

mas pertanyaanku yg kks pasifnya yu'allimu.sama yg pertanyaan yg bener fa'il diletakkan didepan pa di blakang fi'il jawabannya dikirim ke emailku aja ya mas nie: nurmadiansyahh@yahoo.com gag papa ya mas

Anonymous said...

ass. mas di surat al fatikhah ayat ke 2 yang kata "aalamiin" knapa harokat akhir kata tersebut fathah? apa amil kata tersebut? jadi kata tersebut gag termasuk mudhof kan? mohon penjelasannya ya mas. sukron

Rafdian said...

Alaykum salam, maaf baru sempat balas. 1. Pasif nya yu'allamu. Kalau fa'il boleh di depan fi'il atau setelah fi'il

2. 'Aalaamiin. ini adalah karena mudhof ke kata Rabbu.

Anonymous said...

ass. mas trima kasih atas penjelasannya tapi mw minta penjelasannya lagi boleh ya mas yang surat al fatikhah ayat2. kan katanya harokat akhir kata dari mudhof itukan kasroh, trus kok di kata 'aalamiin kok fathah? trus mas kmarin nulis kata rabbu, kan di alquran tlisanya bkan rabbu tapi rabbi? eh, mas ada bedanya gag antara mudhof sm mudhof ilaih? sukron. mas mblsnya di sini aja :nurmadiansyahh@yahoo.com

Anonymous said...

ass. mas bagaimana klo ingin mengatakan "saya akan shalat". bagaimana cara membentuk future tense dalam bahasa arab? trus klo "saya sedang shalat sekarang". bagaimana cara membentuk kalimat sprti itu untuk memastikan bahwa pkerjaan yg dilakukan baru akan dilakukan atau sdng dilakukan?sukron blsnya di sini aja: nurmadiansyahh@yahoo.com

Anonymous said...

ass. mas berarti kks pasifnya ushalli itu ushalla? sm kt aqim(dirikanlah) itu akr katanya udah ditambah alif kan? dan klo alifnya di akr katanya dibuang fiil amr jadi qum kan mas?sukron mblsnya di : nurmadiansyahh@yahoo.com aja ya mas.

Anonymous said...

ass. mas berarti kks pasifnya ushalli itu ushalla? sm kt aqim(dirikanlah) itu akr katanya udah ditambah alif kan? dan klo alifnya di akr katanya dibuang fiil amr jadi qum kan mas?sukron mblsnya di : nurmadiansyahh@yahoo.com aja ya mas.

Anonymous said...

ass. mas apa bedanya nazaltu dengan anaa nazaltu ? katanya kk bhs arab sdh memuat fa'il, apa kita perlu adanya kt anaa gag? trus ada tidaknya subyek anaa itu berpengaruh gag trhdap arti? mohon penjelasannya. sukron.

Anonymous said...

ass. mas di surat al kafirun ayat 4 "wa laa ana 'aabidun...... knapa ana nya dibaca pendek gag panjang? mohon penjelasannya ya mas. sukron.

Anonymous said...

ass. mas apa fi'il amr nya talaa-yatluu? trus talaa kkl pasifnya "tulii" bkan? dan yatluu kks pasifnya "yutlaa" bkan? sukron.

Anonymous said...

ass. mas kata "yamliku" sama "yumliku"(ada tambahan alif) dibuat fi'il amr sama2 amlik ya? trus gimana membedakn yg ada atau tdk ada tambahan alifnya? mohon dijelaskan. sukron.

Anonymous said...

ass. mas dl bhs arab huwa-dia laki2 hiya-dia prempuan, hum-mreka laki2, hunna-mreka prempuan. nah gimana klo ingin menyebut dia atau mereka tapi kita blum tau dianya/merekanya laki2/perempuan? mohon dijelaskan ya. sukron.

Anonymous said...

ass. mas diniat shalat shubuh: ushalli fardhash shubhi rak'ataini........sama shalat maghrib: ushalli fardhal maghribi tsalaatsa.... prtanyaannya knapa di niat shalat shubuh tdk ditulis kt bilangannya(itsnaani) sperti shalat maghrib(ada kata tsalaatsa nya). trus andaikata kt itsnaani nya diletakkan di niat shalat shubuh salah gag secara grammar? mohon penjelasanya. sukron.

Anonymous said...

ass. mas apa bedanya "maaliki" di surat al fatikhah dengan "maliki" di surat annas. apa amil kata "maliki" pd surat annas? dan andaikata di surat annas kita panjangkan mim nya menjadi maalikinnaas. artinya jadi bagaimana dengan malikinnaas dengan mim pendek. tolong penjelasannya ya mas. sukron.

Anonymous said...

ass. mas pd surat al lahab ayat pertama : tabbat......wa tabb , tabbat dan tabb itu amil katanya apa? apa akar kata kedua kata tsb dan bagaimana proses prubahannya sampai menjadi kata tabbat dan tabb. mohon penjelasannya ya mas. sukron.

Anonymous said...

ass. mas surat al kafirun ayat terakhir: lakum diinukum waliya diin. apa pola kalimat tsb? dan knapa kata diini tdk ada ya' nya menjadi diinii, kan itu agamaku knapa kt milik "ku"-nya hanya ditandai dngn tanda kasroh? trus jadinya baitii(rumahku) bs ditulis bait(i)-dngn tanda kasroh. andai kata diini di surat al kafirun makai ya' menjadi diinii bner gag mas gramarnya. mohon penjelasannya ya mas. sukron.

toko online said...

Allah Wu akbar.. :D

dyah_virgogirl said...

assalamualaikum akhi.
Ane bru mulai bljr tntng nahwu dan shorof nih.
bsa minta bntuan gak, tlng dong di jelasin istilah2 yg sering keluar dan yg pnting dlm nahwu dan shorof..
syukron ya.

dyah_virgogirl said...

oya akhi,
kalw bsa jwbnnya dikirim ke email ane, dyahciivirgo@gmail.com ..
syukron y.

Anonymous said...

assalamualaikum.. mahu bertanya, kenapa surah alkafirun bukan surah alkafirin sedangkan situasi di situ adalah idofah?

Unknown said...

assalammu'alaikum pak Rafdian Rasyid, pertama2 saya ucakan syukur kepada Alloh karena telah menuntun saya ke blog ini. dengan segala hormat saya mohon izin untuk mengcopi semua tulisan yang ada di blog ini. tulisannya sangat bermanfaat sekali, semoga Alloh membalas amal bapak ini menjadikan amal jariyah yang terus mengalir sampai ke akhirat. aamiin ya Alloh Yaa Robbal 'alamiin

Akhir zaman said...

Afwan... Apakah boleh kata setelah huruf jar ditanwinkan? Min bilaadin.... Dari negara " atau cukup min..bilaadi... Atau boleh nggak kalo HUM..MUKHTALIFATIIN MINAL BILAAD.

Akhir zaman said...

Afwan... Apakah boleh kata setelah huruf jar ditanwinkan? Min bilaadin.... Dari negara " atau cukup min..bilaadi... Atau boleh nggak kalo HUM..MUKHTALIFATIIN MINAL BILAAD.

Anonymous said...

ijin copas...terima kasih..sebelumnya...mudah2an jadi amal kebaikan anda.

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Joerully said...

assalamualaikum.. mau bertanya, kenapa surah alkafirun bukan surah alkafirin sedangkan kedudukannya adalah diidofahkan?

Sukadi Sami said...

Ijin copas Ustad, tksh

Topik Sebelumnya

Penting:
Silahkan memperbanyak atau menyebarkan materi-materi dalam situs ini tanpa ijin apapun dari penulis.

Visitors/Hits