Kalau saya menyebut kalimat begini "Rumah pria besar". Atau "Rumah pria yang besar itu". Apa yang terbayang dalam pikiran Anda? Apakah yang besar itu? Apakah "Rumah" atau "Pria"nya?
Kalau saya tulis: Rumah pria yang besar, ada 2 kemungkinannya:
(Rumah pria) yang besar --> yang besar Rumahnya
Rumah (pria yang besar) --> yang besar Prianya.
Masalah-masalah spt ini sering muncul dalam ber-bahasa Indonesia. Tafsir kalimat jadi abu-abu, dan kabur.
Salah satu mu'jizat bahasa Arab (paling tidak menurut saya yang baru belajar ini) adalah, menjelaskan tafsir yang sebenarnya. Sehingga makna kalimat menjadi jelas, tidak abu-abu.
Ambil contoh yang tadi:
بيتُ الرجلِ العظيمِ
Baytur rajuli al-'adziimi --> Rumah (pria yang besar). Prianya yang besar, rumahnya bisa jadi kecil.
Tapi kalau saya tulis begini:
بيتُ الرجلِ العظيمُ
Baytur rajuli al-'adziimu --> (Rumah pria) yang besar. Yang besar adalah Rumahnya, prianya bisa jadi kecil.
Terlihat kan, bahwa dengan hanya merobah harokat ُ ِ maka kejelasan makna kalimat menjadi terang sekali. Berbeda dengan bahasa Indonesia kan?
Topik ini nanti dibahas pada bagian Mudhof. Insya Allah.
catatan: untuk isim jama' ghairu mua'qil (spt benda mati atau hewan, tumbuhan) maka walaupun jama' mereka dianggap muannats mufrod.
contoh:
الكتب جديدة alkutubu jadiidatun (benar)
الكبب جديدات alkutubu jadiidaatun (salah)
8 comments:
Di malaysia besar tidak menggunak kan azim, tapi lebih kepada akbar.
terima kasih Pak, informasinya
nah, kalo baca quran. biasanya kalo di akhir kalimat itu kita ga baca a-i-u nya. jadi ga ada beda 'azhimi atau 'azhimu. bagaimana ini?
Pak Yugo,
Kalimatnya صدق الله العظيم
Shodaqa Allahu al-'azhiimu
Tidak mungkin al-azhiimi, karena harokat akhir ikut kepada harokat kata "Allah-u".
Jadi kalau ada 2 kata benda (atau lebih), yang sama-sama ma'rifah (tertentu), maka kata benda kedua (dan setelahnya) harokat akhirnya sama dengan harokat kata benda pertama...
allahu a'lam
lumayan mudeng nih mas..
tapi kalo kita bicara (speaking) bahasa arab..berarti harus dibaca ya akhir harakatnya itu.
seperti kasus baytu rajuul al azhimu / azhimi.
biar lawan bicara ngerti apa yang kita maksud. bukan begitu?
mas Yugo, yg saya tahu, dalam bahasa percakapan harokat akhir tidak dibaca :)
Mas Rafdian Rasyid, Trims berat, semoga blog ini menjadi amal jariah anda yang tiada putus2nya. Aamiin. Saya belum bisa tanya2 karena membacapun masih di eja, tetapi alkhamdulillah huruf arabnya sdh besar font-nya (mohon maklum saya sdh kepala 6+ baru mulai belajar). Semoga Allah swt memberkahi kehidupan anda. Aamiin.
Trims and wassalam, md
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ustadz Rafdian Rasyid, mohon izin copas dan share di grup w/a ana
Jazakallahu khair
Post a Comment