Wednesday, August 22, 2007

Topik 31: Latihan Al-Fatihah ayat 7 - Al Maghdhub

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah. Kita akan menyudahi pembahasan surat Al-Fatihah. Pada topik 30, ada 3 pembahasan yang perlu dibahas, yaitu an'amta, al-maghdhuub, ad-dhoolliin. An'amta telah dibahas. Berarti topik 31 ini kita akan bahas sisanya.

Baiklah, kita akan membahas 2 kata:
al-maghdhuub المَغضُوبِ - orang yang dimurkai
ad-dhoolliin الضَّالِّينَ - orang yang sesat

KATA BENTUKAN : ISIM FAA 'IL

Apa itu ISIM FAA 'IL اسم الفاعل?

Isim Fa'il adalah kata benda bentukan dari sebuah kata kerja. Misalkan dalam bahasa Indonesia:

Kata Kerja: membunuh -- to kill
Pelaku: pembunuh (orang yang membunuh) -- the one who kills (the killer)
Penderita: terbunuh (orang yang dibunuh) -- the one who get killed

Dalam bahasa Arab, seperti dalam bahasa Indonesia atau Inggris, demikian juga halnya, pola ini bisa diterapkan. Contoh: Pembunuh itu membunuh seekor kucing:

قَتلَ القاتلُ القطّةَ- qatala (membunuh) al-qootilu (pembunuh) al qithtoh (seekor kucing)

Dalam kalimat diatas, terlihat salah satu cara membentuk kata benda pelaku adalah dengan menyisipkan alif di Kata Kerja Dasarnya.

Jadi:
Kata Kerja Dasar: membunuh قتل - qotala = membunuh. Pembunuh? Gampang sisipkan alif setelah huruf pertama, sehingga menjadi قاتل - qaatilun = pembunuh.

KATA BENTUKAN: ISIM MAF 'UL

Apa itu isim maf'ul اسم المفعول?

Isim maf'ul adalah kata benda penderita, yaitu kata yang dibentuk dari sebuah kata kerja. Contohnya membunuh, pelakunya disebut pembunuh, korbannya disebut yang dibunuh. Apa bahasa arabnya orang (sesuatu) yang dibunuh?

قتل - qotala = membunuh
قاتل - qootilun = pembunuh
مقتول - maqtuulun = (orang/sesuatu) yang dibunuh

Dalam contoh kalimat diatas:
Pembunuh membunuh seekor kucing
قَتلَ القاتلُ القطّةَ - qotala al-qootilu al-qiththoh

Kata Kucing Bisa saya ubah menjadi "sesuatu yang dibunuh":
Pembunuh membunuh sesuatu yang dibuhuh
قَتلَ القاتلُ المقتول - qootala al-qootilu al-maqtuul

OKE,,,, kembali ke LAP TOP,,,...

Dengan memperhatikan pola diatas maka kata al-maghdhuub, adalah ISIM MAF'UL (kata benda penderita), dari apa? Dari kata kerja غضب - ghodhoba (murka). Sehingga, didapat pola sbb:

Kata Kerja Dasar: غضب - ghodhoba = murka
ISIM FA'IL : غاضب - ghoodhobun = orang yang murka
ISIM MAF'UL: مغضوب - maghdhuubun = orang yang dimurkai.

Demikian telah kita bahas tentang al-maghdhuub. Karena sudah terlalu panjang, penjelasan Ad-Dhoolin (orang yang sesat) kita bahas pada topik berikutnya, Insya Allah.

Tuesday, August 21, 2007

Tutorial I: Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

MOHON MAAF KALI INI TOPIK AGAK MELENCENG SEDIKIT. INSYA ALLAH SETELAH INI TOPIK BAHASA ARAB AKAN DILANJUTKAN KEMBALI.

Kita sudah berlebaran pada hari yang berbeda pada tahun 2006. Tahun ini, akankah itu terjadi lagi?

Saya menduga Idul Fitri tahun 2007 ini akan dirayakan pada hari yang berbeda antara Muhammadiyah, dan NU (dan beberapa ormas Islam lainnya). Saya bukanlah ahli astronomi, atau ahli fisika. Akan tetapi dugaan saya tersebut telah “dibuktikan” pada Idul Fitri 2006 dengan menggunakan software astronomi yang dapat diperoleh secara gratis dari Internet. Software tsb dinamakan HomePlanet.

Pada tahun 2006, secara berkelakar saya sampaikan kepada teman-teman saya jauh-jauh hari sebelum puasa Ramadhon masuk dan menjelang Idul Fitri. Saya sampaikan bahwa “Idul Fitri 2006 ini umat Islam Indonesia akan merayakan lebaran pada hari yang berbeda”. Dan terbukti.

Tulisan ini selain mencoba menjelaskan “kenapa terjadi perbedaan hari berlebaran”, sebenarnya lebih saya maksudkan sebagai “tutorial” singkat penggunaan software HomePlanet. Software tersebut dapat didownload secara cuma-cuma di http://www.fourmilab.ch/homeplanet/. Instalasi dan penggunaan software tsb sangatlah mudah. Tidak diperlukan keterampilan atau keahlian khusus dalam penggunaan software itu. Pada bagian akhir tulisan ini dilampirkan Tutorial singkat Instalasi, dan Pengoperasian software ini.

Kapan kita berlebaran tahun 2007?

Sengaja pertanyaan ini saya ajukan diawal, untuk memancing “keingintahuan” pembaca tulisan ini. Jawaban cepatnya sbb:
1. Muhammadiyah  12 Oktober 2007
2. NU dan ormas lain  13 Oktober 2007

Tanggal diatas adalah tanggal perkiraan saya, berdasarkan informasi dari software HomePlanet. Berdasarkan software HomePlanet informasi mengenai masuknya bulan baru adalah sebagai berikut :

Bulan baru masuk: 11 September 2007 jam 12:45 UTC
Bulan baru berikutnya masuk: 11 Oktober 2007 jam 5:02 UTC

Fokus pembahasan kita batasi pada 11 Oktober 2007 jam 5:02 UTC atau jam 12:02 WIB, saat dimana bulan lama (Ramadhon) habis dan bulan baru (Syawal) masuk. Sebagaimana diketahui, masuknya bulan baru dalam kalender Hijriah, adalah setelah tenggelamnya matahari atau setelah masuknya malam. Dengan demikian selesai sholat Maghrib tanggal 11 Oktober 2007, sudah dimulai 1 Syawal (dengan asumsi bulan baru masuk jam 12:02 WIB). Dengan demikian, diperkirakan Muhammadiyah akan berlebaran esoknya, yaitu tanggal 12 Oktober 2007.




Gambar 1. Informasi terbitnya bulan baru pada periode September 2007 – Oktober 2007. Bulan baru masuk pada 05:02 UTC (= 12:02 WIB) 11 October 2007



Gambar 2. Posisi bulan pada tanggal 11 Oktober 2007 jam 12:02 WIB (bulan baru ada diatas selat Sunda)

Lalu bagaimana dengan NU? Sebagaimana diketahui NU menggunakan metode Ru’yat (melihat bulan). Bagaimana kondisi bulan pada tanggal 11 Oktober 2007, dapat kita lihat di gambar 2 di halaman sebelum ini.

Dari gambar 2 terlihat bahwa pada jam 12:02 WIB tanggal 11 Oktober 2007 posisi bulan (yang baru terbit) berada diatas selat Sunda. Kalau kita berandai-andai melihat bulan pada waktu itu tentu tidak akan terlihat, karena hari sangat terik (jam 12:02 WIB siang). Seperti yang biasa dilakukan, Ru’yat dilaksanakan setelah Maghrib. Oleh karena itu kita bisa bertanya, dimana posisi bulan pada waktu malam datang (setelah sholat Maghrib) pada tanggal 11 Oktober 2007 tersebut?

Sekali lagi software HomePlanet, dapat dengan cepat menunjukkan kepada kita posisi bulan saat akan dilakukan Ru’yat pada tanggal 11 Oktober 2007. Dengan meg-klik tombol animasi (gambar 3), posisi bulan saat Maghrib dapat dilihat pada gambar 4.



Gambar 3. Menjalankan Animasi untuk mencari posisi bulan pada waktu Maghrib tanggal 11 Oktober 2007



Gambar 4. Posisi bulan pada jam 17:43 (waktu Maghrib di Jakarta) tanggal 11 Oktober 2007

Terlihat pada gambar 4, jika Ru’yat dilakukan pada 11 Oktober 2007 jam 17:43 WIB, maka kemungkinan besar di daerah Indonesia sudah tidak bisa melihat bulan (bulan tidak bisa di ru’yat).

Perhatikan bahwa pada software HomePlanet kita juga bisa mensimulasikan seolah-olah kita sedang berada di bulan lalu kita memandang ke bumi. Perhatikan pada gambar 4, bumi dilihat dari bulan pada 11 Oktober 2007 jam 17:43 WIB, Indonesia sudah tidak terlihat lagi. Yang terlihat paling ujung sebelah kanan adalah India utara atau Afghanistan. Dari tempat-tempat ini lah (India / Afghanistan) kemungkinan bulan masih bisa dilihat dengan ru’yat. Dengan memperhatikan posisi bulan yang sukar di ru’yat pada tanggal 11 Oktober 2007 tsb, maka kemungkinan bilangan bulan digenapkan (istikmal), sehingga ormas Islam yang berpedoman kepada ru’yat ini kemungkinan akan tetap berpuasa pada tanggal 12 Oktober 2007, dan berlebaran pada tanggal 13 Oktober 2007. Allahu’alam.

Kesimpulan

Dengan software HomePlanet, tanpa memperhatikan kaidah yang mendetail dalam kriteria penentuan hilal, maka kemungkinan Idul Fitri akan dirayakan pada:
• 12 Oktober 2007 oleh Muhammadiyah
• 13 Oktober 2007 oleh NU dan ormas lain (yang menggunakan ru’yat)

Catatan Penting:
1. Tulisan ini tidak bermaksud sama sekali mendahului keputusan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, keputusan Tim Lajnah Falakiyah PBNU, maupun tim Hisab/Ru’yat Ormas Islam lainnya dalam menentukan Idul Fitri tahun 2007.
2. Maksud tulisan ini hanya sekedar memberikan gambaran bagaimana mudahnya menggunakan software HomePlanet untuk meng-animasi dan memperkirakan letak atau posisi bulan.
3. Jika terdapat kesalahan dalam tulisan ini, penulis mohon saran dan masukannya, dan dikirimkan ke email: ibnurasyid@gmail.com


Jakarta, 20 Agustus 2007


TUTORIAL SINGKAT SOFTWARE HOMEPLANET

Sofware HomePlanet adalah software astronomi untuk melihat pergerakan bulan. Software ini dapat di download secara gratis dari Internet. Program ini mensupport system operasi Windows 98 / XP / NT. Berikut langkah singkat untuk mendownload, instalasi, dan pengoperasiannya.

Mendownload Program

1. Download program di URL berikut:
http://www.fourmilab.ch/homeplanet/download/3.3a/hp3full.zip
2. Unzip file hp3full.zip yang telah didownload
3. Folder baru dari hasil unzip akan terbentuk

Menjalankan Program

1. Buka folder dari hasil unzip
2. Cari program file: HomePlanex.exe
3. Jalankan Program tsb
4. Program siap dijalankan

Mengoperasikan Program

1. Klik atau jalankan program HomePlanet.Exe, akan muncul tampilan



2. Kemudian set waktu untuk penelitian. Contoh, lebaran tahun 2006, Muhammadiyah berlebaran 23 Oktober 2006. Ambil Menu Edit  Set Universal Time



3. Setelah itu, lihat informasi bulan baru. Ambil menu Display  Sun/Moon Info…



Terlihat bahwa bulan baru jatuh pada 22 Oktober 2006 jam 5:14 UTC atau jam 12:14 WIB. Oleh karena itu pada waktu Maghrib tanggal 22 Oktober 2006 bulan baru telah masuk, sehingga 1 Syawal jatuh besoknya yaitu tanggal 23 Oktober 2006.

4. Untuk mengetahui posisi bulan pada waktu Maghrib tanggal 22 Oktober 2006, lakukan animasi. Ambil menu Animate (contreng / check), lalu ambil menu Animate  Run . Maka bulan akan bergerak pelan ke arah kiri. Perhatikan matahari juga bergerak (wilayah gelap dan terang bumi bergerak ke kanan)

5. Setelah melakukan langkah no.4 perhatikan posisi bulan pada jam 5:14 UTC (12:14 WIB) dan pada saat Maghrib sekitar jam 9:14 UTC (16:14 UTC)




Posisi bulan pada detik masuknya bulan baru tanggal 22 Oktober 2006 jam 5:14 UTC (12:14 WIB)



Terlihat pada sekitar Magrib (18:14 WIB) tanggal 22 Oktober 2006, bulan diatas Afrika Barat, jika ru’yat dilakukan pada jam 18:14 WIB ini maka kemungkinan besar bulan tidak terlihat. Kenyatannya, pada tanggal 22 Oktober 2006 hasil Ru’yat oleh ormas-ormas Islam hasilnya nihil (bulan tidak terlihat). Sehingga tanggal 23 Oktober 2006 digenapkan puasa, dan Idul Fitri jatuh pada tanggal 24 Oktober 2006.

6. Fitur yang menarik juga adalah melihat Bumi dari Bulan. Ambil menu Display  View Earth From  Moon… akan tampil layar sbb:



Terihat bahwa pada jam 18:14 WIB tanggal 22 Oktober 2006 (masuknya bulan baru), maka jika kita berdiri diatas bulan dan memandang ke bumi, kita tidak dapat melihat Indonesia. Dengan demikian diprediksikan, pada saat tsb, Ru’yat akan menghasilkan hasil yang nihil. Kenyatannya, pada tanggal 22 Oktober 2006 hasil Ru’yat oleh ormas-ormas Islam hasilnya nihil (bulan tidak terlihat). Sehingga tanggal 23 Oktober 2006 digenapkan puasa, dan Idul Fitri jatuh pada tanggal 24 Oktober 2006.



Catatan : Informasi 1 Syawal

Tahun Ru’yat Hisab
2002 6 Desember 5 Desember
2003 25 November 25 November
2004 14 November 14 November
2005 4 November 3 November
2006 24 Oktober 23 Oktober
(Hisab oleh Muhammadiyah, Ru’yat oleh NU dll)

Sumber: berbagai situs di Internet

Monday, August 20, 2007

Topik 30: Latihan Al-Fatihah ayat 7 - KKT 8

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah. Kita akan masuki surat Al-Fatihah Ayat 7.

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ

Shiraatha alladziina an'amta 'alayhim

غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ

Ghoiri al-maghdhuubi 'alayhim

وَلاَ الضَّالِّينَ

wa laa adh-dhoolliin

Ayat 7 diatas terdiri dari 3 potongan kalimat. Pada penutup topik 29, dikatakan kita akan menunda pembahasan shiraath al-mustaqiim. Baiklah kita bahas pada topik ini.

Kata صراط - shiirath artinya jalan. Jamaknya shuruth صرط . Sedangkan al-mustaqiim المستقيم artinya benar atau lurus. Akar kata al-mustaqiim itu adalah قام - qooma, yang artinya berdiri. Kemudian kata ini mendapatkan tambahan alif sin ta, ingat bahwa tambahan alif sin ta ini menjadikan kata tsb menjadi KKT 8 (Kata Kerja Turunan bentuk ke 8).

Akar kata قام
KKT-8 استقام istaqooma, artinya berdiri atau menjadi lurus.

Ingat lagi salah satu aturan dari KKT 8, jika satu kata kerja menjadi KK 8, maka tambahan alif sin ta, dapat diartikan "minta sesuatu".

Contoh: غفر - ghafara mengampuni
KKT 8: استغفر - istaghfara minta ampun

Jika kita terapkan pada kata qooma قام artinya berdiri, maka KKT-8 "bisa" kita asosiasikan dengan "minta berdiri". Nah kok istaqooma artinya berdiri atau menjadi lurus? Bukannya minta berdiri?

Memang secara umum (dikebanyakan kasus) tambahan alif sin ta itu (KKT 8) artinya minta sesuatu. Akan tetapi bisa juga arti KKT 8 itu sama dengan arti akar kata nya.

Tapi kalau dipikir-pikir, "minta berdiri" sangat dengan artinya dengan "berdiri" atau "menjadi lurus" kan? [Badan orang yang berdiri tegak, biasanya lurus kan ya???]. Oh ya perlu diingat disini bahwa KKT 1 s/d 8 kadang-kadang artinya sama dengan arti Kata Kerja Dasar (KKD) nya, atau hanya berbeda sedikit saja, atau bisa berbeda jauh. Dari mana tahunya? Ya tahunya,,, dari kamus. Kita harus rajin-rajin melihat kamus.

Kata al-mustaqiem sendiri, adalah kata bentukan dari KKT 8. Insya Allah selesai topik surat Al-fatihah ini kita akan bahas kata bentukan dari sebuah kata kerja. Kata al-mustaqiem ini merupakan kata bentukan dari استقام istaqooma, yaitu apa yang disebut isim faa'il (kata benda pelaku).

Singkat cerita: الصراط المستقيم - ashshiraata al-mustaqiima artinya Jalan yang lurus.

Oke kita masuk ke ayat 7.

Dalam ayat ini, kata shiraat al-mustaqiim itu diberi penjelasan. Jalan yang lurus yang spt apa?

Yaitu:

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ

Shiraatha (jalan) alladziina (yang) an'amta (Engkau telah beri nikmat) 'alayhim (atas mereka)

غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ

Ghoiri (bukan) al-maghdhuubi ((jalan) orang yang dimurkai) 'alayhim (atas mereka)

وَلاَ الضَّالِّينَ

wa laa (dan tidak (pula)) adh-dhoolliin ((jalan) orang-orang yang sesat)

Ada beberapa point disini yang perlu kita bahas agar semakin mengerti yaitu, kata:
انعمت - an 'am ta (Engkau telah beri nikmat)
المغضوب - al maghdhuub (orang yang dimurkai)
الضالين - adh dhoolliin (orang yang sesat)

Untuk an'amta Insya Allah dibahas pada topik ini, sedangkan 2 terakhir Insya Allah dibahas ditopik minggu depan.

Baiklah kita lihat kata an'amta انعمت - Engkau telah beri nikmat. Kata ini adalah kata kerja turunan 1 (KKT 1), yaitu انعم - an'ama. Adanya kata تَ diakkhir kata انعم menunjukkan pelaku, yaitu Engkau. Sekaligus peletakan ta ت diakhir tsb, menandakan ini adalah kata kerja lampau (KKL), sehingga diterjemahkan Engkau telah.

KKT 1 nya adalah انعم an'ama. Apa KKD (kata kerja dasarnya)? Gampang. Buang saja alif diawal (ingat KKT 1 dibentuk dengan menambahkan alif pada KKD). Kalau alif dibuang menjadi:
نعم - na'ama. Di kamus arti na'ama itu adalah senang hidupnya. Diberi contoh:
نعم الرجل - na'ama ar-rajul (laki-laki itu senang hidupnya)

Dapat dilihat bahwa kata "senang" ini jika kita buat KKT1 menjadi "menyenangkan" atau "memberi kesenangan". Dengan demikian kata:

انعم - an'ama dapat diartikan: dia telah memberi kesenangan
انعمت - an'amta dapat diartikan: Engkau telah memberi kesenangan

Sehingga kata انعمت عليهم - an'amta 'alayhim dapat diartikan: (jalan yang) Engkau telah beri kesenangan kepada mereka.

Di Quran terjemahan biasanya dikatakan : Engkau telah beri nikmat atas mereka.

Demikian kita akhiri dulu topik 30 ini. Insya Allah akan dilanjutkan.

Thursday, August 02, 2007

Topik 29: Latihan Al-Fatihah ayat 6 & Mengulang Fi'il Amr

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah. Kita akan masuki surat Al-Fatihah Ayat 6.

اهدِنَــــاالصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

Ihdinaa ashiraata al-mustaqiema

Kalimat ini terdiri dari 4 kata:
- ihdi : tunjukilah (kata kerja perintah / fi'il amr)
- naa : kami (kata ganti objek / dhomir nashob)
- al-shiroota : jalan
- al-mustaqiema : yang lurus

Insya Allah akan kita kupas satu per satu.

Kata اهد - ihdi, adalah kata kerja perintah. Mas... kasih tahu dong, gimana caranya kita tahu itu suatu kata kerja perintah atau bukan. Ada gak cara mudahnya? Hmmm cara mudah belum saya temui, tapi ada ciri-ciri yang biasanya kita temukan, yang mengindikasikan itu kata kerja perintah atau bukan. Apa itu? Yaitu adanya alif yang berharokat kasroh (baris bawah).

Contoh:
اقرأ - iqroo = bacalah! (lihat harokat alif, kasroh)
اجلس - ijlis = duduklah! (lihat harokat alif, kasroh)
استغفر - istaghfir = minta ampunlah !
dll,

Akan tetapi, banyak juga yang tidak sesuai dengan ciri-ciri tsb, spt:

اكتب - uktub = tuliskanlah! (harokat alif dhommah)
انزل - anzil = turunkanlah! (harokat alif fathah)
ر - ra = lihatlah ! (tidak ada alif)

Semua yang diatas tsb, uktuk, anzil, ro, dll, sebenarnya ada rumus-rumusnya. Kala nanti kita ketemu ayat spt itu, Insya Allah rumusnya kita akan bahas.

Kembali ke ihdi naa: tunjukilah kami!
Kata اهد - ihdi (fi'il amr) ini berasal dari kata hudaa هدى (KKT) yang artinya menunjuki. KKS nya yahdii يهدى . Sekarang kita bentuk fi'il amr. Ingat lagi pelajaran yang lalu (topik 17 dan 18). Kita praktekkan.

Kita latih lagi 6 langkah tsb:
Langkah 1. KKL menunjuki --> هدى hudaa
Langkah 2. KKS menunjuki --> يهدى yahdii
Langkah 3. Buang YA --> هدى hdii
Langkah 4. Harokat akhir matikan --> karena sudah mati, huruf ya dibuang menjadi هد hdi
Langkah 5. Harokat HA sukun --> tambahkan alif --> اهد kemungkinan AHDI, IHDI, atau UHDI
Langkah 6. Karena huruf sebelum huruf terakhir (dari 3 hurufnya, yaitu huruf HA) adalah kasroh, maka yang dipilih IHDI (lihat topik 18)

Dengan demikian jelaslah bahwa kata اهد - ihdi adalah kata kerja perintah dari hudaa. IHDI artinya tunjukilah!

Sedangkan نا - naa, artinya KAMI (sebagai objek). Dalam bahasa Arab kata ganti yang berfungsi sebagai objek ini disebut dhomir nashob.

Demikian telah kita bahas bagian dari ayat 6, yaitu Tujukilah Kami = ihdi naa. Sedangkan al-shiraat al-mustaqiim Insya Allah akan kita bahas pada topik selanjutnya.

Wednesday, August 01, 2007

Topik 28: Latihan Al-Fatihah ayat 5 & KKT 8

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas ijin Allah SWT kita dapat melajutkan topik Surat Al-Fatihah ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah, Muhammad SAW.

Baiklah para pembaca yang dirahmati Allah. Topik 27 kita telah mengakhiri dengan pembahasan ayat 5. Tapi ada bagian yang kita tunda pembahasannya, yaitu membahas wa iyyaka nasta'iin. Insya Allah kita akan membahas kata nasta'iin, pada topik ini.

KKT (Kata Kerja Turunan) bentuk ke 8 (KKT 8)

Ingat-ingat lagi kita sudah pernah membahas KKT 1 dan KKT 2. Nah, Insya Allah sekarang kita membahas KKT 8. Lho lho... Mas Mas... KKT 3 s/d KKT 7 nya kemana? Kok gak dibahas? Nah oke, saya jelaskan.

KK - Kata Kerja Asli (KK yang terdiri dari 3 huruf), sebagaimana telah saya jelaskan, dalam bahasa Arab dapat mengalami perubahan. Perubahan ini menyebabkan terbentuk kata kerja baru yang disebut KKT (Kata Kerja Turunan). Yang umum ada 8 bentuk KKT (bentuk KKT sendiri sebenarnya lebih dari 8, ada buku-buku yang menyebutkan sampai 12 macam atau lebih, tapi yang umum 8). Nah kita sudah bahas KKT 1 dan KKT 2. Dari bentuk KKT itu yang sering muncul hanya separonya salah satunya KKT 8. Maka karena dalam surat Al-Fatihah ini kita temukan bentuk KKT 8, maka dari itu dalam topik ini kita loncat saja membahas KKT 8 tsb.

OK, singkat cerita, KKT 8 itu dibentuk dengan menambahkan ALIF SIN TA kepada KK. Contoh:
غفر - ghofaro : artinya menutupi, atau mengampuni

Jika kita tambahkan ALIF SIN TA, maka artinya menjadi minta sesuatu. Dengan demikian:

إستغفر - istaghfaro (KKL) artinya: minta ampun. Bagaimana bentuk KKSnya?

Bentuk KKSnya adalah:

يستغفر - yastaghfiru (KKS) artinya: (dia seorang pria) sedang minta ampun.

Bagaimana bentuk perintahnya? Kalau kita menasehati orang: "Hai kamu minta ampunlah!", maka ini sudah kita bahas dulu di topik membentuk fi'il amr 6 langkah mudah (silahkan dilihat-lihat lagi).

Bentuk perintahnya: Lihat KKS, buang ya, jika setelah ya dibuang harokat sukun, tambahkan alif. Harokat alif lihat huruf sebelum terakhir, jika fathah, atau kasrah, maka harokat alif kasrah, jika harokat sebelum terakhir dhommah, maka harokat alif dhommah (lihat lagi latihan-latihan sebelumnya membentuk fi'il amr). Jika kita praktekkan:

- KKS : يستغفر - yastaghfiru
- buang ya, menjadi ستغفر - staghfiru
- harokat sin, sukun maka tambah alif menjadi إستغفر - istaghfir / ustaghfir
- lihat harokat huruf sebelum terakhir, yaitu fa, adalah kasroh, maka menjadi istaghfir : minta ampunlah!

Kita sering berkata: astaghfirullah, astaghfirullah... ini adalah bentuk KKS dengan pelaku saya (ana). Lihat kembali:

يستغفر - yastaghfiru : dia minta ampun
أستغفر - astaghfiru : saya minta ampun

Sedangkan astaghfirullaha: أستغفر الله - astaghfiru Allaha, artinya saya minta ampun (kepada) Allah. Terlihat disini, beda bahasa Arab dengan Indonesia. Dalam bahasa Arab, posisi suatu kata benda itu sudah ditentukan.

Contohnya:
أستغفر الله - astaghfiru Allaha - maka posisi Allah sebagai Object (sehingga diterjemahkan Aku mohon ampun kepada Allah). Kata "kepada" otomatis ditambahkan untuk memperjelas kedudukan kata Allah.

Contoh lain:
أذن - adzina: megijinkan
ditambahkan ALIF SIN TA menjadi

إستأذن - ista'dzana : meminta ijin (KKL)
يستأذن - yasta'dzinu : meminta ijin (KKS)

Kembali ke kata nasta'iin:

iyyaka na'budu, wa iyyaka nasta'iin. Kata nasta'iin نستعين asal katanya adalah عان atau عون yang artinya menolong. Kalau kita tambahkan ALIF SIN TA menjadi إستعان atau يستعين - yasta'iinu (KKS) yang artinya dia minta tolong. Sedangkan untuk kami minta tolong maka ي tinggal diganti ن sehingga menjadi:

نستعين - nasta'iinu : kami senantiasa minta tolong.

Demikian penjelasan mengenai KKT 8 ini. Dengan demikian ayat 5:

iyaaka na'budu : kepada Engkau saja kami senantiasa menyambah
wa iyyaka nasta'iin: kepada Engkau saja kami senantiasa minta tolong.

Insya Allah akan kita lanjutkan ke ayat berikutnya dan surat-surat pendek lain.

Topik 27: Latihan Al-Fatihah ayat 5

Bismillahirrahmanirrahim

Pada topik 24, kita telah membahas surat Al-Fatihah ayat 4. Dimana pada topik 24 tersebut kita pelajari cara membentuk isim fa'il (kata benda pelaku), dari sebuah kata kerja (fi'il). Baiklah kita lanjutkan dengan ayat 5.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Kalimat diatas terdiri dari 4 bagian: yaitu
iyyaka = kepada Engkau (saja)
na'budu = kami senantiasa menyembah
wa iyyaka = kepada Engkau (saja)
nasta'iin = kami minta tolong

Baiklah kita analisis satu persatu.

Kata إياك - iyya ka, terdiri dari dua kata yaitu: iyya dan ka. Iyya adalah kata tugas (harf), dan ka adalah kata ganti orang kedua tunggal laki-laki. Kedua kata ini secara bersama-sama, dalam tatabahasa sering digunakan untuk menjelaskan dhomir munfashil nashob. Munfashil artinya kata ganti (dalam hal ini ka - kamu) yang terpisah kedudukannya sebagai nashob, atau sebagai sesuatu yang dituju. Oh ya sebelum lupa, saya kasih contoh pembagian jenis kata ganti (saya, dia, kamu, dsb) dalam bahasa Arab, ada 3 macam:

1. Dhomir munfashil rafa' (kedudukannya sebagai subject). Contoh:
Dia membaca - huwa yaqra' هو يقرأ (kata huwa-dia, berkedudukan sebagai subjek)

2. Dhomir munfashil nashob (kedudukannya sebagai object). Contoh:
Umar memukul Amir. Jika Amir, kita pakai kata ganti, menjadi:
Umar memukul dia- 'umar dhoraba hu عمر ضربه(kata hu-dia, berkedudukan sebagai objek)

3. Dhomir muttashil (kedudukannya sebagai milik). Contoh:
Itu rumah Amir. Jika Amir, kita pakai kata ganti, menjadi:
Itu rumah dia - dzalika baituhu ذلك بيته (kata hu-dia, berkedudukan sebagai milik, artinya milik Amir)

Kembali ke kata iyyaka, maka kata iyya ini dalam bahasa kita sering diterjemahkan kepada ... saja. Jadi kalau iyyaka = kepada engkau saja. Kalau iyyanaa إينا= kepada kami saja, iyyaya إيي= kepada aku saja, iyaahu إيه= kepada dia saja, dst.

na'budu نعبد = kami menyembah. Kata ini adalah kata kerja sedang (KKS), dengan kata-ganti pelaku نحن nahnu = kami. Perhatikan ada huruf nun sebelum عبد. Asal katanya adalah 'a ba da عبد (KKL). Sebagai pengingat, kita ulang-ulang lagi tashrif dari عبد - يعبد sbb:

يعبد - ya'budu = dia (seorang pria) menyembah
أعبد - a'budu = saya menyembah
نعبد - na'budu = kami menyembah

Karena na'budu ini bentuk KKS, maka lebih bagus kita tambahkan kata senantiasa
نعبد - na'budu = kami senantiasa menyembah

wa iyyaka = dan kepada Engkau saja

nasta'iin = kami senantiasa minta tolong (dibahas pada topik setelah ini, topik 28)

Sehingga ayat ke 5 ini selengkapknya berarti:
kepada Engkau saja kami senantiasa menyembah, dan kepada Engkau saja kami senantiasa minta tolong.

Demikianlah ayat 5 ini telah kita bahas. Sedikit untuk bahan renungan, kita:
Perhatikan dhomir yang dipakai pada ayat 1 s/d 4, kepada Allah, menggunakan dhomir HU (dia). Tetapi pada ayat ke 5 ini, saat kita minta tolong, dhomir untuk Allah, adakah KA (Engkau). Mungkin terdapat rahasia disini, bahwa dalam menyembah Allah dan dalam minta pertolongan kepada Allah kita dianjurkan (bahkan diharuskan) langsung, atau tanpa perantara.

Rahasia kedua yang mungkin terdapat dalam ayat 5 ini kemungkinan adalah: perhatikan bahwa pada saat menyembah (dalam sholat) dan minta pertolongan kepada Allah, kata ganti yang dipakan adalah KAMI. Kepada Engkau saja KAMI menyembah, dan kepada Engkau saja KAMI minta tolong. Ini mungkin rahasianya, bahwa kalau bisa sholat dilakukan bersama-sama (berjamaah), demikian juga dalam implementasi ibadah dan permohonan tolong itu, terdapat rahasia hendaklah kaum muslimin ini saling bekerja sama dalam urusan-urusan agama, tidak mengasingkan diri dan bekerja sendiri-sendiri. Allahu a'lam.

Sebagai catatan terakhir: kata nasta'ien karena ini ada pengenalan bentuk KKT (Kata Kerja Turunan) bentuk 8, maka kita akan bahas di bab khusus setelah ini. Insya Allah.

Topik Sebelumnya

Penting:
Silahkan memperbanyak atau menyebarkan materi-materi dalam situs ini tanpa ijin apapun dari penulis.

Visitors/Hits