Friday, June 15, 2007

Topik 20: FASADA atau AFSADA? NAZALA atau ANZALA?

Bismillahirrahmaanirrahiim

Baiklah... topik yang lalu pertanyaan ini sudah dimunculkan. Kita bahas dalam topik ini ya... Insya Allah.

Sebagaimana telah disinggung sedikit, hampir semua kata kerja dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf. Beda dong ya sama bahasa Indonesia. Kata kerja "mempersatukan" dalam bahasa kita "asal" katanya (root) adalah satu (4 huruf). Kata "satu" ini mendapat awalan mem-per dan akhiran an. Banyak sekali orang asing yang sangat kesulitan dengan aturan imbuhan (awalan + akhiran) dalam bahasa Indonesia ini. Misalkan dalam tata bahasa Indonesia disebutkan:

me-xx-kan : membuat sesuatu menjadi xx
memper-xx-kan : membuat sesuatu menjadi saling ber-xx

maka,
me-satu-kan atau menyatukan (asimilasi) : membuat sesuatu menjadi satu
memper-satu-kan : membuat sesuatu saling bersatu

Nah, dalam bahasa Arab kata kerja juga mendapat imbuhan yang merubah arti. Dalam bahasa Arab proses penambahan imbuhan ini baik berupa awalan, sisipan, atau akhiran akan membentuk kata kerja baru yang disebut Kata Kerja Turunan (KKT).

Ada 12 jenis kata kerja turunan dalam bahasa Arab, akan tetapi yang paling sering digunakan hanya ada 8. Insya Allah kita akan bahas satu persatu nanti.

Oke biar gak bertele-tele kita akan kasih satu contoh. Kata kerja NAZALA نزل adalah kata kerja dasar (kadang disebut juga kata kerja asal, atau root word). NAZALA نزل artinya turun. Harap diingat lagi pelajaran-pelajaran sebelumnya yaitu kata kerja asal selalu bentuknya past tense dengan pelaku Dia laki-laki.Kita sudah jelaskan mengenai hal tersebut pada topik KKL (kata kerja lampau). Silahkan baca-baca lagi topik 1 s/d 5. Dengan aturan ini maka NAZALA نزل arti harfiahnya Dia turun.

Oh ya sebelum lupa, salah satu keunikan bahasa Arab adalah bahwa pada suatu kata kerja, pasti melekat siapa pelakunya. Contoh NAZALA artinya turun. Siapa pelakunya? Karena ini kata kerja asal (root) maka pelakunya adalah Dia laki-laki. Bagaimana kalau pelakunya saya, misalkan dalam kalimat:

"saya turun". Bahasa arabnya NAZALTU نزلتُ

Perhatikan: saya turun (2 kata) dalam bahasa arab hanya menjadi satu kata NAZALTU (inilah salah satu alasan mengapa terjemahan buku bahasa arab ke bahasa Indonesia menjadi lebih tebal dari buku aslinya).

Baiklah, kembali ke topik utama.

Kalau saya mau katakan "dia turun", maka kata turun disini tidak memerlukan objek. Beda kasusnya kalau saya sebut "dia makan", maka kata makan disini butuh objek (penderita). Saya bisa mengatakan "dia makan nasi". Kata nasi disini adalah objeknya.

Kalau begitu kata kerja dapat kita bagi menjadi kata kerja yang perlu objek dan kata kerja yang tidak perlu objek.

Sekarang kalau saya bertanya,bagaimana teknik mengubah kata kerja yang tidak perlu objek menjadi kata kerja yang perlu objek?

Proses pengubahan ini dalam bahasa arab disebut proses membentuk Kata Kerja Turunan Pertama atau KKT I

KKT I
Kata turun atau NAZALA, kalau saya ubah kata turun menjadi menurunkan, maka inilah yang disebut KKT I. Kenapa? Karena kata "turun" adalah kata kerja tidak perlu objek, dan kata "menurunkan" adalah kata kerja yang perlu objek.

Contohnya:
Dia turun : NAZALA نزل
Dia menurunkan buku: ANZALA AL-KITAABA أنزل الكتابَ

Kata turun dalam kalimat pertama tidak perlu objek. Tapi kata kerja pada kalimat kedua memerlukan objek.

Bagaimana prosesnya membentuk KKT I? Ternyata cukup sederhana. Kita hanya perlu menambahkan alif didepan kata kerja asal yang 3huruf. Huruf pertama sukunkan, huruh kedua dan ketiga fathahkan.

Sehingga:
nazala : dia turun نزل
anzala :dia menurunkan (sesuatu) أنزل

Allah menurunkan Quran : Allahu anzala al-quraana الله أنزل القرأن
Sama juga halnya dengan:

karuma : dia mulia كرم
akrama : dia memuliakan (seseorang) أكرم

Dia memuliakan ustadznya : akrama ustaazahu أكر م أستاذه

Atau contoh lain:
fasada: dia rusak فسد
afsada: dia merusakkan (sesuatu) أفسد

Dia merusakkan bumi : afsada al-ardha أفسد الأرض

Demikianlah telah kita bahas KKT I. Sebagai info tambahan bentuk kata kerja turunan tipe I (KKT I) ini cukup banyak ditemukan dalam Al-Quran. Untuk lebih mendalami KKT I ini insya Allah dua topik didepan akan mengkaji lebih dalam bentuk KKT I ini.

4 comments:

Anonymous said...

Alhamdulillah, ini yang saya cari2. Mengapa ada Nazala dan ada Anzala..?
Saya cari penjelasan ini di buku2 Nahwu Sharaf belum nemu.. ternyata jawabannya di situs ini. maklum, belajar secara otodidak..
Semoga pahala sang Penulis mengalir terus sampai hari akhir. Aamiin..
Kalo boleh usul, materi ini disatukan dalam satu file word atau pdf. sehingga kami bisa mendownloadnya secara utuh..

Unknown said...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, mas Rafdian Rasyid

Alhamdulillah, ana selalu mengikuti materi ini mulai dari topik 1
materi yang sangat bermanfaat dan mudah untuk dipahami dalam penyampaiannya

Mohon izin copas dan share di grup whatsapp saya, semoga menjadi ladang amalan bagi kita semua, aamiin ya Robbal'alamiin.

Jazakallahu khair

dr jusoh said...

Alhamdulillah

membaca keren said...

terimaksaih atas edukasi dan pengetahuan tentang bahasa arab apakah hal seperti ini bisa di temukan di
di tempat khursus bahasa arab ?

Topik Sebelumnya

Penting:
Silahkan memperbanyak atau menyebarkan materi-materi dalam situs ini tanpa ijin apapun dari penulis.

Visitors/Hits